Yo guys, maafkan seudah 2 minggu lebih (mungkin) gak update blog. Yah tau sendiri saku mulai sibuk dengan mempersiapkan liburan yang hampir usai demgam main game dota2 hahaha. Tapi selama 2 minggu itu aku gak ngegame mulu, aku juga mulai meneruskan cerpenku yang aku buat berbulan - bulan lalu. Ohya bagi yang belum tahu, 2 hari ini akhirnya aku menemukan judul yang pas untuk ceritaku ini. So, happy reading :)
Puzzle
“First
Piece Or Meet?”
Hari – hari masuk kuliah seperti
terasa kosong dan sendirian. Aku mencoba mengingat semua nama teman – teman
kuliahku tapi hasilnya membuat kepalaku sakit minta ampun. Saat temanku
menyapa, aku cuma bisa membalasnya dengan senyuman. Aku takut jika membalasnya
dengan menyebut nama orang yang salah, selain malu mungkin juga dia
menganggapku aneh. Aku selalu sendiri, selalu menatap kosong ke arah papan
tulis saat ada kelas. Aku selalu berpikir ada yang terlupakan, aku bertanya
dalam hatiku apa yang terlupakan ? hanya diam yang aku dapatkan. Aku bingung,
tak ada tujuan hidup ataupun semangat hidup. Aku bingung, apa yang harus
kulakukan setelah ini, setelah semua yang terjadi selama ini.
Kembali
ke masa lalu. Seminggu telah berlalu sejak kejadian dengan cewek misterius yang
tiba – tiba saja menangis di depanku, hal itu membuatku sedikit aneh karena
membuat seorang cewek menangis. Ya untuk sekarang aku sudah agak – agak lupa
tentang kejadian itu. Hari ini aku masih
dalam masa – masa liburang jadi gak banyak yang kulakukan di liburan ini.
Kadang – kadang saat keluargaku lagi asik makan bersama kami bercerita tentang
kenangan – kenangan masa laluku yang begitu menyenangkan, kali aja aku bisa
ingat jika diceritakan terus. Aku juga mulai mengisi jadwal – jadwal kegiatan
kuliahku secara online. Untung saja ada pacar dari mbakku yang kuliahnya satu
universitas denganku, jadi dia mengajariku semuanya. Klik ini itu awalnya ribet
sih dan juga server websitenya sering down jadi harus mengulang – ngulang
terus. Tapi akhirnya selesai juga nyusun jadwalnya. Selain itu hpku kembali dan
semua orang mengajarkan bagaimana mengoperasikannya serta menghafal nomor
sendiri.
Hari
ini hari senin gak ada banyak kegiatan yang aku lakukan hari ini. Ayah dan ibu
pergi mencari nafkah, dan Mbak Rini sedang pergi sama pacarnya entah kemana.
Aku sendiri, bosan dan mengering di rumah yang sepi ini. Akhirnya aku putuskan
untuk melihat – lihat kontak temanku di hp. Aku mulai dari nomor hp, aku cek
satu – satu dan mulai keheranan. Ya heran sejak kapan aku berteman dengan para
wayang, banyak yang namanya bagong, petruk bahkan anoman. Tidak itu saja bangsa
– bangsa hewan juga banyak yan tertera di kontakku. Dan ada yang sebuah kontak
tertulis Nita dengan tanda “love”? Deg aku terdiam, aku penasaran tapi juga
bingung. Aku liat history smsnya cukup panjang dan sedikit “mesra” ? tapi itu
terjadi sekitar 2 tahun lalu. Aku ingin mencoba mengingat kejadian 2 tahun
lalu, tapi susah dan membuat kepalaku pusing setengah mati.
Setelah
puas dengan melihat kontak hp aku menyalakan paket data dan melihat aplikasi
line, karena sebelumnya mbak Rini sering menyebut line dan aku kebingungan
mengartikannya. Akhirnya aku mengerti setelah membuka hp dan membuka aplikasi
ini. Kesan pertama membuka aplikasi ini
begitu lambat dan terlihat berat. Saat terbuka dan aku buka tab chat mungkin
lebih dari 1000 chat yang masuk ke aplikasi lineku ini. Pantas lambat pikirku.
Chat paling banyak diantara grup – grup dan apa ini aku masuk grup hewan ? nama
grupnya kambing hitam tapi pas diliat membernya pada putih – putih semua gini
dan juga tidak ada kambingnya. Ada juga grup namanya RPS dengan logo tulisan
RPS dan background merah. Grupnya ramai banget, mulai dari bahas perempuan
sampai bahas yang tidak aku paham maksudnya.
Mataku
terhenti pada suatu nama, ya Nita. Dengan foto profilnya yang full body
menggunakan seragam yang tidak aku tahu dari mana. Aku membuka chat yang belum
aku baca dan itu banyak sekali. Dia chat tentang jemput, standup comedy dan hal
– hal yang gak aku pahami. Aku kebingungan membacanya, Pertama apa yang maksud
sebenarnya chat dari dia ini ? Kedua, apa hubunganku dengan dia ?
Sejenak
aku berjalan ke balkon rumah, dan duduk di kursi yang ada disana. Aku menatap
langit yang kosong sambil kupegang hpku yang menampilkan chat dari Nita.
Pertanyaan – pertanyaan tadi masih melayang dikepalaku. I’m alone and I can’t do anything.
“Krieekk” Sepertinya suara pagar
rumah terbuka, aku melihat kebawah dan itu adalah mbak Rini. Aku segera turun
ingin menanyakan tentang seseorang ini ke mbak Rini, mungkin dia tahu.
“Mbak, mbak, mbak.” Panggilku dengan
terburu – buru sambil menuju ke arahnya.
“Yap, ada apa ?” tanyanya dengan
heran
“Mbak kenal sama temenku yang
namanya Nita gak ?” aku Tanya dengan muka serius, kalau gak gini biasanya
dijawab ngasal deh
“Hmmmm…” dia Cuma memejamkan mata
terlihat seperti orang berfikir. “Jadi gimana mbak ?” tanyaku sekali lagi.
“ITU PACARMU!!” jawabnya dengan muka
serius sedikit membentak, aku serentak kaget dan tidak percaya. “Hahahahaha…”
ketawa dari mbak Rini yang tiba – tiba mengagetkanku lagi.
“Kenapa mbak ketawa ?” tanyaku
serentak “Kamu lucu banget kalau kaget setengah mati gitu hahahaha.” Lanjut
dengan tawa gilanya. Aku garuk – garuk kepala kebingungan dengan maksud dari
mbak Rini.
“It’s just kidding my little bro
hahahaha.”tawa gilanya semakin keras. Akupun meninggalkannya bikin kesel aja
dengerin tawanya terus. “Hey dik, jangan ngambek gitu dong langsung ninggal”
kata mbak Rini sambil tertawa gilanya yang tiada kunjung henti. Dengan
reaksinya seperti itu kesimpulanku mbak Rini gak tahu siapa itu Nita, I’ll find with my way.
Akhirnya aku ke kamarku dan
merebahkan tulang – tulang yang mulai menua ini. Tak terasa udah siang aja.
Kipas angin yang memutar memberikan angin sepoi – sepoi sedang menghinoptisku.
Aku mulai masuk dalam perangkap hipnotisnya dan akhirnya aku menuju pulau
kapuk.
Dreeett….Dreeeettt….
Sepertinya ada suatu getaran aneh
ditanganku, aku mencoba membuka mata yang entah sudah berapa jam terlelap.
Ternyata getaran itu berasal dari hpku, “Sial menganggu saja…” gumamku. Aku
melihat layar 4” itu, dan muncul beberapa nama dari grup RPS. Seorang bernama
Putra mengajak untuk ke “Warning Cak Yak”. Penghuni gruppun mulai menyahut satu
persatu, ada yang bisa ada yang tidak
bahkan ada yang ketika muncul langsung dibully.
Aku mencoba mengetikut, “Aku ikut
dong…” Serentak bagai peluru yang ditembakkan, ya cepat sekali mereka membalas
dengan kaget. Ada seorang yang bernama Sakti ingin menjemputku untuk kesana
bersama, kok keliatannya so sweet bangetnya hahaha. Yak arena aku gak tahu
dimana tempatnya aku iyakan aja deh.
15 menit kemudian “Darto….Darto…”Ada
suara memanggilku dari luar.Itu pasti Sakti, pikirku. Sebelum panggilan ke 3
aku memberikan tanda untuk menunggu sebentar.
Gak sampai 5 menit aku bersiap –
siap dan berpamitan ke mbak Rini langsung keluar ke rumah sambil membawa
handphone dengan gambar fotonya Sakti, ya mirip jadi ini namanya Sakti. Sakti
membawa sepeda motor yang terdapat sticker bertuliskan Vario di pinggir bodynya.
Sakti memberikan kode untuk segera naik ke motornya.
Tidak sampai 5 menit kamipun sampai
tempat tujuan. Rambutku acak – acakan, bibir dan mata kering. Yah gimana lagi
itu Sakti nyetirnya udah kayak kesetanan eh bukan pembalap professional yang
kesetanan. Aku yang dibelakangnya cuma bisa berdoa tidak terjadi apa – apa dan
selamat sampai tujuan.
Di TKP sudah ada beberapa orang yang
menyapaku, aku Cuma mengangguk – angguk seperti ayam saja. Daripada dijawab
salah nama kan bingung juga. Disana ada 4 anak dan semuanya tidak ada yang
kukenal kecuali Sakti. Mereka sedikit keheranan dan canggung melihatku, itu
terlihat dari tatapan dan tingkah mereka. Tiba – tiba ada yang memulai
pembicaraan.
“Kenalin To, aku yang jemput kamu
tadi. Sakti.” Ujarnya yang duduk disebelahku sambil bersalaman. Aku mikir
kenapa namanya Sakti ya, mungkin dia seperti orang – orang jaman dulu Sakti
mandraguna.
“Aku Putra, To.” Ujar seseorang
disebelah Sakti. “Aku Hadi, To.” Sahut orang didepanku. “Dan aku Rito, To.”
Orang sebelahnya juga tak mau kalah.
Gak sampai 10 menit mulai muncul
beberapa orang dan juga mengenalkan dirinya ke aku. Mereka itu Aby, Hadi, Yudha,
Akbar, dan Harma. Kita disana berbicara tentang apa aja, mulai dari kuliah,
game, sampai perbincangan tentang lawan jenis. Sampai – sampai perbincangan
liburan bersamapun dimulai
“Hei hei guys, mau outbound di
villaku gak ?” Yudha memperbincangkan tentang liburan
“Kapan ? kapan ?” Tanya Aby. “Yah
lusa mungkin ? semakin cepat semakin bagus kan ?” kata Yudha
“Wah – wah aku sih yes.” kata Harma.
“Aku cus deh.” kata Sakti dengan
semangat. Begitu juga dengan teman – teman yang lain. “Kalau aku mau minta izin
dulu ke ortuku.” Kataku sedikit lesu karena mungkin saja ortuku tidak setuju.
Sudah hampir 2 jam kita semua
nongkrong disini. Pembahasannya juga menurutku mulai sangat aneh – aneh dan
juga banyak yang tidak aku pahami, jadi aku hanya mengangguk – angguk saja
kalau ada yang berbicara. But it’s great
has friends like them. Aku akhirnya meminta Sakti untuk mengantarku pulang
karena perut ini sudah meronta – ronta untuk diisi dan aku tidak bawa uang
banyak untuk beli makanan disini. Aku
berpamitan ke teman – temanku dan segera menuju rumah orang tuaku.
Sakti mengantarku sampai ke depan
pintu pagarku dan aku mengucapkan terima kasih untuk tumpangannya meskipun
mengendarainya layaknya bertanding dengan Rossi tapi aku cukup senang dia mau
mengantar untuk bertemu teman – teman.
Sebelum aku sampai ke rumah, aku
melihat mobil ayahku sudah terparkir di depan rumah yang artinya ayah dan ibuku
sudah ada di rumah sekarang. Ya mungkin ini saatnya aku izin tentang liburan
daripada aku tunda dan gak izin – izin.
Aku membuka pintu dan mengucapkan
“Assalamu’alaikum.” Aku melihat ayahku sedang duduk dan menonton TV tapi aku
tidak melihat ibuku. Aku melihat ke dapur dan Cuma bertemu mbak Rini,
kesimpulanku ibu di kamarnya. Aku ke kamar dan ibuku meregangka tubuh.
“Bu..” panggilku sambil mendekat. “Ada
apa nak ?” Tanya ibuku. “Lusa aku diajak temanku ke villanya untuk ikut
outbond, boleh gak aku ikut ?” tanyaku dengan menunduk dan gak berani menatap
ibuku
“Apaaaa…?” ibuku kaget
Disitu ibuku marah besar, nanti
ginilah nanti gitulah. Aku bingung mesti ngomong gimana lagi, mau ngelawan
takut jadi durhaka tapi kepingin banget ikut sama teman – teman. Aku Cuma menerima
ceramah dari ibuku saja saat itu.
Gak lama ibu ceramah, mbak dan ayah juga ikut masuk ke kamar karena
keributan yang aku buat. Mbak Rini menyuruhku keluar sebentar ditemani oleh
ayah.
Saat aku keluar aku mendengar
beberapa keributan di dalam kamar ibuku, entah apa yang diperdebatkan. Aku
ingin tahu yang terjadi di dalam kamar ibu, tapi ayah terus menuntunku ke kamarku
untuk beristirahat. Ayah meninggalkan kamarku dengan pintu sedikit terbuka dan
lampu kamar yang masih menyala. Aku rebahan disana sambil menutup mataku, masih
terdengar keributan di kamar ibuku yang letaknya tepat dibawah kamarku. Suara
itu benar – benar semakin keras tapi begitu tidak jelas di telingaku. 15 menit
keributan belum selesai juga selama itu pula aku merebahkan badanku di tumpukan
kapuk. Tiba – tiba saja ruanganku semakin lama semakin gelap dan keributan itu
belum berakhir juga sampai seluruh kamarku gelap.
Dreeettt…Dreeettt…
Hpku bergetar dengan suara alarm
yang semakin keras, ya alarm. Damn, ini sudah pagi. Tadi malam aku ketiduran
sampai lupa makan dan ibadah, serta tidak tahu hasil keributan tadi malam. Ibu
atau mbak Rini yang menang ?
Aku malas – malasan bangun untuk
cuci muka, sikat gigi dan beribadah. Hari ini weekend tentu saja semua orang
dirumah dan sepertinya tidak ada kabar untuk keluar. Aku hanya malas – malasan saja.
Nonton tv, tidur, buka hp yang dari tadi ada chat dari grup RPS menanyakan
tentang liburan dan akhirnya Cuma tidur – tiduran aja aku sampai siang ini.
Tiba – tiba ibuku masuk ke kamar. “Dek
gak packing ?” Tanya ibuku. “Packing
apa bu ? aku balik nanya karena bingung. “Loh katanya mau outbond di villanya
temenmu itu ?” sambil mengelus – elus rambutku. “Wah beneran boleh bu ? asyik
deh.” Aku kegirangan mendengar pernyataan tersebut. “Baik – baik ya disana,
jaga kondisi selalu.” Kata ibuku yang sedikit khawatir.
Akhirnya aku packing semua
perlengkapan, makanan, minuman, baju, CD, dll untuk dibawa kesana. Aku gak
sabar menunggu hari esok untuk bersenang – senang. Untuk mencapai villa
temanku, kita (aku dan teman – temanku) memakai mobil Harma karena memang jaraknya
tidak terlalu jauh sih. Aku juga
mengabari teman – teman RPS, dan mereka juga senang aku ikut liburan bersama
mereka. Yah setidaknya kalau aku gak inget kenanganku dulu bersama mereka
setidaknya aku membuat kenangan baru yang sangat menyenangkan. Aku juga cepat –
cepat tidur agar hari cepat berlalu.
Hari yang ditunggu tiba, hari dimana
liburan ini aku akan bersenang – senang sampai capek, sampai bahagia dan
tentunya sampai kenangan ini sangat menyenangkan. Titik kumpul kali ini di
rumah Harma karena memang dia yang bawa mobil, dan jam 7 pagi semuanya sudah
berkumpul and ready to go.
Kita sampai, dan hanya butuh waktu
dua jam saja. Villanya sih cukup besar banget kalau menuturku, dengan 1 kolam
renang dan 1 lapangan futsal. Dibelakangnya juga ad ataman luas yang sudah
terpasang permainan – permainan outbond seperti flying fox,memanjat tali, dll.
Kami turun dari mobil langsung memilih kamar yang akan ditempati, ada 5 kamar
dan kita bersepuluh jadi setiap kamar diisi 2 orang.
Yah karena masih punya jiwa semangat
muda, tidak ada yang istirahat setelah kita sampai malahan langsung berenang
atau bermain futsal. Tidak ada capeknya, kita bermain sampai makan siang dan
setelah itu tetap dilanjutkan lagi. Yah namanya anak muda, selagi masih kuat
untuk bersenang – senang, kenapa tidak ? Hari ini kita Cuma habiskan bermain –
main disekitar villa aja, belum outbond karena jadwal outbondnya besok. Hari ini
kita tutup dengan karaoke bersama di ruang tengah yang memiliki TV super gede
dan home theater lengkap.
Keesokan harinya, kami bangun agak
siang dan bersiap – siap untuk outbond. Seru banget outbondnya, mulai dari
flying fox sampai melewati jembatan goyang. Ada beberapa temanku yang ketakutan
dan bahkan gak mau naik. Ada juga yang cuma duduk – duduk saja melihat kami
bermain, diajak malah geleng – geleng kepalanya. Pokoknya menyenangkan banget
bermain bersama teman – teman disana. Hari ini juga ditutup dengan api unggun
yang dibuat bersama. Dan esoknya kamipun
pulang dengan wajah bahagia dan…ya capek.
Aku pun tidur bersama temanku Sakti
di kamar yang sama. Yah emang kamarnya cukup luas untuk kami berdua, karena
emang tubuh kami yang terbilang proporsional hahah tidak gemuk tapi keceng
sedikit. Sakti sepertinya tertidur sangat lelap, sedangkan aku susah banget
tidur kali ini. Aku masih memikirkan betapa menyenangkannya liburan 2 hari ini
di villa bersama teman – teman. Akhirnya aku mencoba menutup mata dan terjadi…
Sesaat aku menutup mata tiba – tiba muncul sebuah ingatan. Ingatan
dimana aku disebuah kendaraan seperti pickup tapi dengan penutup diatasnya dan
ada label milik TNI. Aku melihat sekitar, ada beberapa orang yang tidak aku
kenal tapi mengajakku berbicara. Dan didepanku terlihat seorang gadis dengan
rambut pendeknya yang terlihat sedikit tomboy. Jaraknya gak jauh – jauh amat,
mungkin 2 – 3 langkah dari tempatku duduk. Sesekali dia melihat ke arahku, dan
sesekali pula dia membuat hatiku berdetak kencang. Rombongan yang aku naiki
sudah sampai di sebuah vila yang tak kutahu dimana, tapi rasanya ini dingin
sekali. Saat pembagian kelompok, aku 1 kelompok dengan gadis yang aku lihat di
kendaraan. Kita bermain banyak permainan, bersenang – senang, berkotor – kotor.
Aku langsung membuka mataku dan
terbangun, aku melihat sekeliling masih gelap sepertinya ini masih malam. Aku
lihat jam juga masih tengah malam. Aku berpikir apa itu tadi hanya sebuah mimpi
? But it’s look real, really real. Dan
juga siapakah gadis itu ? apa aku mengenalnya ? apakah dia dekat denganku. Aku
tidak bisa tertidur dan terus memikirkan itu semalaman.
THE END
NB: Tunggu cerita lanjutannya, gimana Darto mengembalikan ingatannya :)
0 comments:
Post a Comment