Kisah Patah Hati
Pantaskah ?
Patah hati
bukanlah sebuah nama makanan, apalagi nama sebuah kota. Bisa bayangin gak kalau
ada nama kota dengan “Patah Hati” ? Mungkin masyarakat disana juga ikut baper
akan nama kota mereka yang mengingatkan mereka akan mantan – mantan terindah
yang harus kandas. Perkenalkan namaku Riko, seorang manusia biasa yang sudah
merasakan akan banyak hal di dunia ini, terutama akan patah hati. Entah patah
hati yang hanya sekecil semut atau patah hati yang paling menyakitkan
sekalipun. Disini aku akan menceritakan beberapa kisahku tentang patah hati
yang pernah aku alami selama ini, mungkin bisa jadi mengharukan, sedih, kecewa,
bahkan bisa jadi kisah yang lucu ataupun garing – garing saja. Tapi ini
tulisanku, kalian kriik alhamdulillah kalau bisa bersama solusinya beserta
saran juga ya hehe.
Disaat aku
masih sekolah (jangan tanya kelas berapa, anggap saja sekolah yang kalian
impikan!!!) hal – hal tentang bermain bersama – sama, bercengkrama dengan kawan
– kawan tanpa ada rasa sedih yang menyelimuti hanya tawa yang begitu keras dan
juga berkesan. Mengikuti tingkah laku yang ada di televisi, bernyanyi bersama
bahkan saliing ejek yang awalnya cukup bikin sakit hati tapi akhirnya ketawa
juga bersama – sama. Itu adalah sebuah moment yang begitu indah dan sangat
berkesan sekali dikehidupanku.
Seperti halnya
dalam hal berteman dengan orang – orang yang dekat yang dekat dan hampir
bertemu tiap hari yang hanya sekedar berbicara santai sampai saling ejek yang
berakhir dengan tawa canda diantara semuanya. Tapi hal itu tidak bisa terjadi
dengan seorang wanita yang sangat cantik, aku selalu saja merasa canggung dan
salah tingkah jika harus berhadapan dengannya. Apalagi jika dia mengajakku
bicara, aku hanya bisa menggunakan bahasa tubuh yang mudah dimengerti dan
menjawab seadanya karena kegerogianku dan juga untuk menatap matanya itu sangat
sulit bagiku.
Siapa wanita
itu ? dia adalah wanita yang sangat cantik, baru pertama kali ini aku
memperhatikan keindahan fisik seorang wanita (ingat wajahnya, bukan yang
lain!!). Terima kasih Tuhan telah menciptakan makhluk (atau mungkin bidadari)
yang begitu indah ini. Sekedar penjelasan tentang dia, dia memiliki rambut yang
terurai panjang dengan mata yang biasa saja tapi terlihat sangat menawan.
Tingginya tidak terlalu tinggi, tapi juga tidak termasuk dalam kategori pendek
hanya biasa – biasa saja.
Aku tidak tahu
rasa sukaku ini hanyalah sebagai rasa mengagumi akan keindahannya atau rasa
cinta yang benar – benar timbul ? Jika ada didekatnya aku selalu diam mencoba
untuk menyembuyikan kegerogianku, selalu menunduk atau melihat ke arah lain
tanpa berani melihat matanya bahkan jantungku selalu berdebar – debar jika dia
mendekatiku dan mengajakku bicara.
Tentu saja
salah satu temanku menyadari akan keanehanku saat ada di dekat “dia”. Dia terus
saja menghuani pertanyaan – pertanyaan seputar kisah cinta, suka dan pacaran.
Aku hanya bisa menepis jauh – jauh akan pertanyaan receh seperti itu. Tapi
temanku ini benar – benar masih penasaran akan hal itu, sehingga satu-dua orang
temanku pikirannya terkontaminasi juga akan hal – hal tersebut yang semakin
membuatku tidak nyaman. Aku mengelak semua pertanyaan tersebut bukan karena
tidak ingin diketahui tapi aku selalu berfikir, apakah aku pantas untuknya ?
Sampai suatu
hari tibalah dimana ada suatu permainan yang waktu itu sangat populer yang bisa
saja mengungkapkan akan aibmu yang selama ini tertutup dengan sangat rapat dan
dirahasiakan harus didengarkan oleh teman – temanmu atau melakukan hal – hal
konyol yang akan menambah aibmu kelak. Ya itu adalah permainan TOD atau Truth
or Dare. Permainan yang populer pada waktu jaman sekolahku itu. Akh, pasti
kekepoan teman – temanku akan ketertarikan tentang “dia” akan semakin menjadi –
jadi ini nih, pikirku.
Truth or Dare
pun dimulai, hanya membutuhkan sebuah botol minuman kosong salah satu temanku
memutar botol tersebut. Ujung botol sebagai tanda bahwa akan terkena pertanyaan
pertama, aibmu kebongkar atau hal memalukan yang akan sulit dilupakan olehmu
ataupun teman – teman yang tersebut. Putaran pertama, syukurlah aku selamat
dari korban – korban kepoers selama ini hal ini tentu saja menyenangkan bagiku
dan menyesakkan bagi sang korban haha. Pertanyaan seputar orang yang disukai
bahkan hal – hal berbau mesum-pun dilontarkan jika korban memilih Truth. Tapi
tentu saja keberuntungan tidak selalu berpihak pada orang – orang yang
berbahagia diatas penderitaan orang lain, akhirnya giliranku menjadi korban
muncul juga. Mata – mata haus informasi dari para kepoers sangat tajam dan berapi – api, aku tahu maksud akan tatapan
aneh teman – temanku itu.
“Akhirnya
teman kita yang satu ini kena juga.” Kata teman 1
“Iya nih, jadi
kamu mau Truth or Dare nih ko ?” kata teman 2
“Ko ? emang
aku koko counter pulsa apa.” Kataku dengan sinis. Ini adalah caraku
menghabiskan waktu sambil berpikir apa yang seharusnya aku pilih.
“Ah banyakan
cincong Ko, jadi pilih apa ni?. Kata teman 1 yang tidak sabaran dengan mata
kepo yang berapi – api.
Aku berpikir
cukup lama untuk menentukan 2 hal tersebut, jika aku memilih Truth kepo temanku
yang, dan jika aku memilih Dare pasti hal memalukan yang terjadi akan terbenam
dipikiranku selama seumur hidup. Tiba – tiba saat aku belum memutuskan hal yang
aku pilih, seseorang yang aku kenal sebagai senior disekolahku mendatangi
bunderan aku dan teman – temanku, dia mengobrol cukup dekat dengan “dia”.
Sekedar info tentang seniorku, dia ini ganteng, putih dan penampilannya selalu
rapi. Meskipun penampilan terlihat seperti bad
boy, dia anak yang baik dan juga ramah.
“Keliatan
cocok ya mereka berdua” bisik teman 3 padaku. Aku hanya balas dengan anggukan
kecil. Benar juga kata temanku ini, aku dibandingin dengan senior itu ?
bagaikan air gunung asli yang bening menyehatkan dan minyak yang telah
digunakan beberapa kali, hitam dan banyak ampasnya.
“Ehm, kamu mau
ngobrol dulu sama kakak itu apa lanjutin nih ?” kata teman 4-ku yang perempuan.
“Eh iya – iya
kelupaan, lanjut dong belum kena semuanya nih belum seru. Kam tunggu situ aja
kak.” Jawab “dia”
Dengan mantap
akhirnya aku memilih Truth, kejujuran
lebih baik daripada harus menanggung malu seumur hidup. Aku gak bisa
membayangkan jika memilih Dare harus
menyatakan cinta kepada “dia”, MANA SIAP??????
“Wah Truth ini, tanya kayak yang sebelumnya
aja ya, asik kayaknya.” Kata teman 4-ku perempuan.
“JANGAAAAN!”
Teriak teman 1 yang sangat menunggu giliranku untuk menjadi korban. Matanya
sudah menunjukan siap untuk menerjang. “Biar aku aja yang tanya, aku punya
pertanyaan dasyat ini.” Kata dia sangat antusias. Teman – temanku hanya
mengangguk setuju saja.
Dan pertanyaan
itu bisa kutebak, “Apakah kamu suka dengan “dia”? semua orang kaget mendengar
pertanyaan tersebut dan tiba – tiba saja mengarahkan pandangan kepadaku dengan
muka – muka kepo yang jika aku memberikan jawaban yang tidak memuaskan, nyawaku
akan terancam. Aku yang juga kaget mendengarnya (hanya pura – pura, karena
prediksi keluarnya pertanyaan ini adalah 100%), dan tetap mencoba tenang
meskipun aku sangat gugup untuk menjawab pertanyaan yang bahkan tidak diujikan
di ujian nasional ini. Dengan nafas yang kuambil cukup panjang ini, aku siap
akan menjawab pertanyaan mudah seperti itu didepan mata para kepoers ini.
“Wah kok
kalian pada kepo tentang ini sih ? ya
“dia” just a friend of mine, like all of
you guys in here. Remember!! Aku hanya menganggap teman layaknya kalian
ini.” Jawabku dengan tegas tanpa terpatah – patah, meskipun dalam hati ini
rasanya sakit dan pasti ada perasaan menyesal entah itu sekarang, besok atau
kapanpun juga. Teman – temanku terlihat lesu akan jawaban tersebut, jadi
permainan ini berakhir disini saja.
Aku tahu apa
yang aku jawab pada pertanyaan itu. Aku berbanding terbalik dengan kakak senior
itu yang lagi dekat dengan “dia”. Sedangkan aku, hanya seorang siswa biasa
tanpa ada kelebihan yang menonjol. Apa
aku menyesal menjawab seperti itu ? Of
course, i’m regret it. Karena jika aku menjawab tidak hanya ada satu
pilihan yaitu berhenti saja, tetapi jika aku berkata ya ada dua kemungkinan,
lanjut ? atau tidak ? Tapi tentu saja aku selalu berpikir, jika memang lanjut, Apakah aku pantas berdampingan dengannya ?
0 comments:
Post a Comment