RUNNER UP MAN
Awal Mula
Kota Surabaya merupakan
salah satu kota yang indah menerutku. Dengan walikota yang selalu care akan
taman kotanya serta keindahan dari tanaman hias di pinggir – pinggir jalan. Ya
siapa yang tak kenal akan bu Risma, walikota Surabaya yang mempunyai segudang
prestasi dan membawa nama baik untuk kota Surabaya. Setiap hari aku melewati
taman bungkul yang merupakan salah satu taman kota yang indah di Surabaya.
Melihat banyak orang sedang berolahraga, menyiapkan jualan bahkan polisi yang
sedang mengatur lalu lintas. Aku sengaja melewati taman Bungkul saat berangkat
sekolah karena ingin melihat indahnya taman kota ini.
Namaku Sandy, ya cukup panggil Sandy saja karena kalau
kepanjangan kurang srek gitu deh. Aku merupakan salah satu siswa sekolah menengah
atas swasta yang ada di Surabaya. Kenapa aku milih swasta ? Selain karena
fasilitasnya yang bagus, karena aku trauma akan memilih sekolah negeri. Ada
banyak siswa yang agak pemalas serta kurang termotivasi tetapi banyak juga yang
sangat pintar dan kreatif. Aku selalu memilki ambisi untuk menjadi yang
pertama, dan hal itu tidak bisa aku lakukan di Sekolah Negeri yang akan hadapi
selama 9 tahun. Mungkin aku kurang berusaha, atau kurang hoki ? Jadi dengan
merenung berfikir sebentar aku akhirnya memutuskan untuk masuk di sekolah
swasta.
Hari ini adalah audisi terakhir untuk menentukan siapa
yang berhasil lolos menjadi band pembuka dalam konser tour Asia Tenggara
Blink182 yang nantinya akan membuat konser di Jakarta. Aku membuat band bersama dua temanku yaitu Fadil dan Rizky. Kami
memulai membuat band beberapa hari setelah pengumuman akan adanya audisi untuk
menjadi band pembuka dalam konser Blink182. Tentu saja kami mencari pengalaman nge-band dengan konser di kafe-kafe dan
mengikuti lomba band kecil–kecilan.
Fadil dan Rizky merupakan sahabat semenjak di SMA bahkan
ketika ospek kami berkenalan. Fadil orangnya humoris, periang dan hiperaktif –
gak bisa diam semenit saja pasti ada aja kelakuannya. Sedangkan Rizky ini
berbeda dengan Fadil, dia pendiam, penurut, tapi dia yang paling pintar
diantara kita. Kenapa kami bisa tetap sahabatan ? ya karena ketika kumpul
pembicaraannya selalu tentang Blink182, ya kami bertiga nge-fans terhadap band
yang anggotanya hanya 3 orang saja.
Meskipun dengan pengalaman seperti itu, kami sudah hampir
mencapai tahap akhir dalam pemilihan sebagai band pembuka dalam konser Asia
Tenggara Blink182 yang akan mulai 5-6 hari lagi. Dan pengumuman akan tahap
lolos untuk ke tahap akhirnya akan di umumkan hari ini. Setelah pengumuman
tersebut besoknya akan tampil lagi didepan juri dan beberapa personel Blink182
untuk memilih siapa yang pantas sebagai band pembuka dalam konser kali ini.
Fadil dan Rizky pagi-pagi sekali sudah berkunjung ke
rumah untuk terus mengecek email yang akan dikirimkan emailku yang nantinya
akan dikirim oleh pihak EO dari konser Blink182. Satu jam menunggu, masih belum
ada kabar. Dua jam menunggu dengan wajah mulai gelisah email yang datang hanya
notification facebook. Tiga jam, empat jam, lima jam masih sama saja tak ada
perubahan.
Adzan dhuhur berkumandang dan email dari pihak konser
Blink182 masih belum ada. Akhirnya aku dan Fadil memutuskan untuk sholat dulu,
sedangkan Rizky tidak karena ia memang sulit untuk diajak beribadah.
Saat kami mulai sholat, tiba-tiba Rizky berteriak keras
memanggil nama kami. Aku sempat beberapa gak fokus karena teriakan dia. Ingin
rasanya nampar mulut tuh bocah, gak tau apa lagi menghadap ke Yang Maha Kuasa.
Aku dan Fadil terus melanjutkan gerakan-gerakan sholat dan pura-pura untuk cuek
akan teriakan si Rizky.
Teriakan Rizky berhenti beberapa detik sebelum kami
menyelesaikan sholat kami. Akhirnya aku memutuskan untuk menemui Rizky dan
sedikit jengkel akan kelakuannya tadi. Aku hanya melihat Rizky beberapa meter
dengan terpaku menatap laptop dan mata sedikit berkaca-kaca. Pikirku ini orang
lagi nonton drama korea apa ya ? bisa sampai nangis begitu.
Aku dan Fadil
menghampiri Rizky untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, sampai – sampai
konsentrasiku (mungkin Fadil juga) akan ibadah teganggu. Rizky tidak menjawab
sepatah katapun dari mulutnya, dia hanya membuang mukanya dan menunjuk ke arah
laptop. Aku dan Fadil langsung melihat layar latopku yang sebesar 14’ ini dan
terlihat tulisan “CONGRATULATIONS” blablabla dan juga mendapat 3 tiket VIP
untuk konser tersebut.
“WHAAAATTTT!!!!!” teriakanku yang juga sama kerasnya
dengan teriakan Rizky tadi. Sedangkan Fadil menangis terharu menatap layar kaca
tersebut. “PLAKK PLAKK!!” suara tamparan terdengar begitu keras yang dilakukan
oleh Rizky ke aku dan Fadil.
“Ini bukan saatnya kita senang, ini adalah permulaan dari
perjuangan kita selama ini. Demi bisa tampil, dan idola kita.” Kata Rizky
seperti terdapat cahaya disekitarnya. Akupun menghampiri Rizky, memegang
punggungnya dan hanya mengangguk kecil tapi mantap yang artinya mengerti akan ucapannya.
Setelah semua kejadian menyenangkan hari ini, akhirnya
kami memutuskan untuk pulang kerumah masing – masing untuk mengistirahatkan
pikiran kita dan tentunya menurunkan overconfident
atas kejadian ini. Karena kami bertiga tidak ingin puas hanya akan tulisan
“CONGRATULATIONS” dan tiga tiket VIP nonton konser tersebut.
0 comments:
Post a Comment