3:41 PM
0
Yo guys, maafkan seudah 2 minggu lebih (mungkin) gak update blog. Yah tau sendiri saku mulai sibuk dengan mempersiapkan liburan yang hampir usai demgam main game dota2 hahaha. Tapi selama 2 minggu itu aku gak ngegame mulu, aku juga mulai meneruskan cerpenku yang aku buat berbulan - bulan lalu. Ohya bagi yang belum tahu, 2 hari ini akhirnya aku menemukan judul yang pas untuk ceritaku ini. So, happy reading :)



Puzzle

“First Piece Or Meet?”

Hari – hari masuk kuliah seperti terasa kosong dan sendirian. Aku mencoba mengingat semua nama teman – teman kuliahku tapi hasilnya membuat kepalaku sakit minta ampun. Saat temanku menyapa, aku cuma bisa membalasnya dengan senyuman. Aku takut jika membalasnya dengan menyebut nama orang yang salah, selain malu mungkin juga dia menganggapku aneh. Aku selalu sendiri, selalu menatap kosong ke arah papan tulis saat ada kelas. Aku selalu berpikir ada yang terlupakan, aku bertanya dalam hatiku apa yang terlupakan ? hanya diam yang aku dapatkan. Aku bingung, tak ada tujuan hidup ataupun semangat hidup. Aku bingung, apa yang harus kulakukan setelah ini, setelah semua yang terjadi selama ini.
                Kembali ke masa lalu. Seminggu telah berlalu sejak kejadian dengan cewek misterius yang tiba – tiba saja menangis di depanku, hal itu membuatku sedikit aneh karena membuat seorang cewek menangis. Ya untuk sekarang aku sudah agak – agak lupa tentang kejadian itu.  Hari ini aku masih dalam masa – masa liburang jadi gak banyak yang kulakukan di liburan ini. Kadang – kadang saat keluargaku lagi asik makan bersama kami bercerita tentang kenangan – kenangan masa laluku yang begitu menyenangkan, kali aja aku bisa ingat jika diceritakan terus. Aku juga mulai mengisi jadwal – jadwal kegiatan kuliahku secara online. Untung saja ada pacar dari mbakku yang kuliahnya satu universitas denganku, jadi dia mengajariku semuanya. Klik ini itu awalnya ribet sih dan juga server websitenya sering down jadi harus mengulang – ngulang terus. Tapi akhirnya selesai juga nyusun jadwalnya. Selain itu hpku kembali dan semua orang mengajarkan bagaimana mengoperasikannya serta menghafal nomor sendiri.
                Hari ini hari senin gak ada banyak kegiatan yang aku lakukan hari ini. Ayah dan ibu pergi mencari nafkah, dan Mbak Rini sedang pergi sama pacarnya entah kemana. Aku sendiri, bosan dan mengering di rumah yang sepi ini. Akhirnya aku putuskan untuk melihat – lihat kontak temanku di hp. Aku mulai dari nomor hp, aku cek satu – satu dan mulai keheranan. Ya heran sejak kapan aku berteman dengan para wayang, banyak yang namanya bagong, petruk bahkan anoman. Tidak itu saja bangsa – bangsa hewan juga banyak yan tertera di kontakku. Dan ada yang sebuah kontak tertulis Nita dengan tanda “love”? Deg aku terdiam, aku penasaran tapi juga bingung. Aku liat history smsnya cukup panjang dan sedikit “mesra” ? tapi itu terjadi sekitar 2 tahun lalu. Aku ingin mencoba mengingat kejadian 2 tahun lalu, tapi susah dan membuat kepalaku pusing setengah mati.
                Setelah puas dengan melihat kontak hp aku menyalakan paket data dan melihat aplikasi line, karena sebelumnya mbak Rini sering menyebut line dan aku kebingungan mengartikannya. Akhirnya aku mengerti setelah membuka hp dan membuka aplikasi ini.  Kesan pertama membuka aplikasi ini begitu lambat dan terlihat berat. Saat terbuka dan aku buka tab chat mungkin lebih dari 1000 chat yang masuk ke aplikasi lineku ini. Pantas lambat pikirku. Chat paling banyak diantara grup – grup dan apa ini aku masuk grup hewan ? nama grupnya kambing hitam tapi pas diliat membernya pada putih – putih semua gini dan juga tidak ada kambingnya. Ada juga grup namanya RPS dengan logo tulisan RPS dan background merah. Grupnya ramai banget, mulai dari bahas perempuan sampai bahas yang tidak aku paham maksudnya.
                Mataku terhenti pada suatu nama, ya Nita. Dengan foto profilnya yang full body menggunakan seragam yang tidak aku tahu dari mana. Aku membuka chat yang belum aku baca dan itu banyak sekali. Dia chat tentang jemput, standup comedy dan hal – hal yang gak aku pahami. Aku kebingungan membacanya, Pertama apa yang maksud sebenarnya chat dari dia ini ? Kedua, apa hubunganku dengan dia ?
                Sejenak aku berjalan ke balkon rumah, dan duduk di kursi yang ada disana. Aku menatap langit yang kosong sambil kupegang hpku yang menampilkan chat dari Nita. Pertanyaan – pertanyaan tadi masih melayang dikepalaku. I’m alone and I can’t do anything.
“Krieekk” Sepertinya suara pagar rumah terbuka, aku melihat kebawah dan itu adalah mbak Rini. Aku segera turun ingin menanyakan tentang seseorang ini ke mbak Rini, mungkin dia tahu.
“Mbak, mbak, mbak.” Panggilku dengan terburu – buru sambil menuju ke arahnya.
“Yap, ada apa ?” tanyanya dengan heran
“Mbak kenal sama temenku yang namanya Nita gak ?” aku Tanya dengan muka serius, kalau gak gini biasanya dijawab ngasal deh
“Hmmmm…” dia Cuma memejamkan mata terlihat seperti orang berfikir. “Jadi gimana mbak ?” tanyaku sekali lagi.
“ITU PACARMU!!” jawabnya dengan muka serius sedikit membentak, aku serentak kaget dan tidak percaya. “Hahahahaha…” ketawa dari mbak Rini yang tiba – tiba mengagetkanku lagi.
“Kenapa mbak ketawa ?” tanyaku serentak “Kamu lucu banget kalau kaget setengah mati gitu hahahaha.” Lanjut dengan tawa gilanya. Aku garuk – garuk kepala kebingungan dengan maksud dari mbak Rini.
“It’s just kidding my little bro hahahaha.”tawa gilanya semakin keras. Akupun meninggalkannya bikin kesel aja dengerin tawanya terus. “Hey dik, jangan ngambek gitu dong langsung ninggal” kata mbak Rini sambil tertawa gilanya yang tiada kunjung henti. Dengan reaksinya seperti itu kesimpulanku mbak Rini gak tahu siapa itu Nita, I’ll find with my way.
Akhirnya aku ke kamarku dan merebahkan tulang – tulang yang mulai menua ini. Tak terasa udah siang aja. Kipas angin yang memutar memberikan angin sepoi – sepoi sedang menghinoptisku. Aku mulai masuk dalam perangkap hipnotisnya dan akhirnya aku menuju pulau kapuk.
Dreeett….Dreeeettt….
Sepertinya ada suatu getaran aneh ditanganku, aku mencoba membuka mata yang entah sudah berapa jam terlelap. Ternyata getaran itu berasal dari hpku, “Sial menganggu saja…” gumamku. Aku melihat layar 4” itu, dan muncul beberapa nama dari grup RPS. Seorang bernama Putra mengajak untuk ke “Warning Cak Yak”. Penghuni gruppun mulai menyahut satu persatu, ada  yang bisa ada yang tidak bahkan ada yang ketika muncul langsung dibully.
Aku mencoba mengetikut, “Aku ikut dong…” Serentak bagai peluru yang ditembakkan, ya cepat sekali mereka membalas dengan kaget. Ada seorang yang bernama Sakti ingin menjemputku untuk kesana bersama, kok keliatannya so sweet bangetnya hahaha. Yak arena aku gak tahu dimana tempatnya aku iyakan aja deh.
15 menit kemudian “Darto….Darto…”Ada suara memanggilku dari luar.Itu pasti Sakti, pikirku. Sebelum panggilan ke 3 aku memberikan tanda untuk menunggu sebentar.
Gak sampai 5 menit aku bersiap – siap dan berpamitan ke mbak Rini langsung keluar ke rumah sambil membawa handphone dengan gambar fotonya Sakti, ya mirip jadi ini namanya Sakti. Sakti membawa sepeda motor yang terdapat sticker bertuliskan Vario di pinggir bodynya. Sakti memberikan kode untuk segera naik ke motornya.
Tidak sampai 5 menit kamipun sampai tempat tujuan. Rambutku acak – acakan, bibir dan mata kering. Yah gimana lagi itu Sakti nyetirnya udah kayak kesetanan eh bukan pembalap professional yang kesetanan. Aku yang dibelakangnya cuma bisa berdoa tidak terjadi apa – apa dan selamat sampai tujuan.
Di TKP sudah ada beberapa orang yang menyapaku, aku Cuma mengangguk – angguk seperti ayam saja. Daripada dijawab salah nama kan bingung juga. Disana ada 4 anak dan semuanya tidak ada yang kukenal kecuali Sakti. Mereka sedikit keheranan dan canggung melihatku, itu terlihat dari tatapan dan tingkah mereka. Tiba – tiba ada yang memulai pembicaraan.
“Kenalin To, aku yang jemput kamu tadi. Sakti.” Ujarnya yang duduk disebelahku sambil bersalaman. Aku mikir kenapa namanya Sakti ya, mungkin dia seperti orang – orang jaman dulu Sakti mandraguna.
“Aku Putra, To.” Ujar seseorang disebelah Sakti. “Aku Hadi, To.” Sahut orang didepanku. “Dan aku Rito, To.” Orang sebelahnya juga tak mau kalah.
Gak sampai 10 menit mulai muncul beberapa orang dan juga mengenalkan dirinya ke aku. Mereka itu Aby, Hadi, Yudha, Akbar, dan Harma. Kita disana berbicara tentang apa aja, mulai dari kuliah, game, sampai perbincangan tentang lawan jenis. Sampai – sampai perbincangan liburan bersamapun dimulai
“Hei hei guys, mau outbound di villaku gak ?” Yudha memperbincangkan tentang liburan
“Kapan ? kapan ?” Tanya Aby. “Yah lusa mungkin ? semakin cepat semakin bagus kan ?” kata Yudha
“Wah – wah aku sih yes.” kata Harma. “Aku cus deh.” kata Sakti dengan semangat. Begitu juga dengan teman – teman yang lain. “Kalau aku mau minta izin dulu ke ortuku.” Kataku sedikit lesu karena mungkin saja ortuku tidak setuju.
Sudah hampir 2 jam kita semua nongkrong disini. Pembahasannya juga menurutku mulai sangat aneh – aneh dan juga banyak yang tidak aku pahami, jadi aku hanya mengangguk – angguk saja kalau ada yang berbicara. But it’s great has friends like them. Aku akhirnya meminta Sakti untuk mengantarku pulang karena perut ini sudah meronta – ronta untuk diisi dan aku tidak bawa uang banyak untuk beli makanan disini.  Aku berpamitan ke teman – temanku dan segera menuju rumah orang tuaku.
Sakti mengantarku sampai ke depan pintu pagarku dan aku mengucapkan terima kasih untuk tumpangannya meskipun mengendarainya layaknya bertanding dengan Rossi tapi aku cukup senang dia mau mengantar untuk bertemu teman – teman.
Sebelum aku sampai ke rumah, aku melihat mobil ayahku sudah terparkir di depan rumah yang artinya ayah dan ibuku sudah ada di rumah sekarang. Ya mungkin ini saatnya aku izin tentang liburan daripada aku tunda dan gak izin – izin.
Aku membuka pintu dan mengucapkan “Assalamu’alaikum.” Aku melihat ayahku sedang duduk dan menonton TV tapi aku tidak melihat ibuku. Aku melihat ke dapur dan Cuma bertemu mbak Rini, kesimpulanku ibu di kamarnya. Aku ke kamar dan ibuku meregangka tubuh.
“Bu..” panggilku sambil mendekat. “Ada apa nak ?” Tanya ibuku. “Lusa aku diajak temanku ke villanya untuk ikut outbond, boleh gak aku ikut ?” tanyaku dengan menunduk dan gak berani menatap ibuku
“Apaaaa…?” ibuku kaget
Disitu ibuku marah besar, nanti ginilah nanti gitulah. Aku bingung mesti ngomong gimana lagi, mau ngelawan takut jadi durhaka tapi kepingin banget ikut sama teman – teman. Aku Cuma menerima ceramah dari ibuku saja saat itu.
Gak lama ibu ceramah,  mbak dan ayah juga ikut masuk ke kamar karena keributan yang aku buat. Mbak Rini menyuruhku keluar sebentar ditemani oleh ayah.
Saat aku keluar aku mendengar beberapa keributan di dalam kamar ibuku, entah apa yang diperdebatkan. Aku ingin tahu yang terjadi di dalam kamar ibu, tapi ayah terus menuntunku ke kamarku untuk beristirahat. Ayah meninggalkan kamarku dengan pintu sedikit terbuka dan lampu kamar yang masih menyala. Aku rebahan disana sambil menutup mataku, masih terdengar keributan di kamar ibuku yang letaknya tepat dibawah kamarku. Suara itu benar – benar semakin keras tapi begitu tidak jelas di telingaku. 15 menit keributan belum selesai juga selama itu pula aku merebahkan badanku di tumpukan kapuk. Tiba – tiba saja ruanganku semakin lama semakin gelap dan keributan itu belum berakhir juga sampai seluruh kamarku gelap.
Dreeettt…Dreeettt…
Hpku bergetar dengan suara alarm yang semakin keras, ya alarm. Damn, ini sudah pagi. Tadi malam aku ketiduran sampai lupa makan dan ibadah, serta tidak tahu hasil keributan tadi malam. Ibu atau mbak Rini yang menang ?
Aku malas – malasan bangun untuk cuci muka, sikat gigi dan beribadah. Hari ini weekend tentu saja semua orang dirumah dan sepertinya tidak ada kabar untuk keluar. Aku hanya malas – malasan saja. Nonton tv, tidur, buka hp yang dari tadi ada chat dari grup RPS menanyakan tentang liburan dan akhirnya Cuma tidur – tiduran aja aku sampai siang ini.
Tiba – tiba ibuku masuk ke kamar. “Dek gak packing ?” Tanya ibuku. “Packing apa bu ? aku balik nanya karena bingung. “Loh katanya mau outbond di villanya temenmu itu ?” sambil mengelus – elus rambutku. “Wah beneran boleh bu ? asyik deh.” Aku kegirangan mendengar pernyataan tersebut. “Baik – baik ya disana, jaga kondisi selalu.” Kata ibuku yang sedikit khawatir.
Akhirnya aku packing semua perlengkapan, makanan, minuman, baju, CD, dll untuk dibawa kesana. Aku gak sabar menunggu hari esok untuk bersenang – senang. Untuk mencapai villa temanku, kita (aku dan teman – temanku) memakai mobil Harma karena memang jaraknya tidak terlalu jauh sih.  Aku juga mengabari teman – teman RPS, dan mereka juga senang aku ikut liburan bersama mereka. Yah setidaknya kalau aku gak inget kenanganku dulu bersama mereka setidaknya aku membuat kenangan baru yang sangat menyenangkan. Aku juga cepat – cepat tidur agar hari cepat berlalu.
Hari yang ditunggu tiba, hari dimana liburan ini aku akan bersenang – senang sampai capek, sampai bahagia dan tentunya sampai kenangan ini sangat menyenangkan. Titik kumpul kali ini di rumah Harma karena memang dia yang bawa mobil, dan jam 7 pagi semuanya sudah berkumpul and ready to go.
Kita sampai, dan hanya butuh waktu dua jam saja. Villanya sih cukup besar banget kalau menuturku, dengan 1 kolam renang dan 1 lapangan futsal. Dibelakangnya juga ad ataman luas yang sudah terpasang permainan – permainan outbond seperti flying fox,memanjat tali, dll. Kami turun dari mobil langsung memilih kamar yang akan ditempati, ada 5 kamar dan kita bersepuluh jadi setiap kamar diisi 2 orang.
Yah karena masih punya jiwa semangat muda, tidak ada yang istirahat setelah kita sampai malahan langsung berenang atau bermain futsal. Tidak ada capeknya, kita bermain sampai makan siang dan setelah itu tetap dilanjutkan lagi. Yah namanya anak muda, selagi masih kuat untuk bersenang – senang, kenapa tidak ? Hari ini kita Cuma habiskan bermain – main disekitar villa aja, belum outbond karena jadwal outbondnya besok. Hari ini kita tutup dengan karaoke bersama di ruang tengah yang memiliki TV super gede dan home theater lengkap.
Keesokan harinya, kami bangun agak siang dan bersiap – siap untuk outbond. Seru banget outbondnya, mulai dari flying fox sampai melewati jembatan goyang. Ada beberapa temanku yang ketakutan dan bahkan gak mau naik. Ada juga yang cuma duduk – duduk saja melihat kami bermain, diajak malah geleng – geleng kepalanya. Pokoknya menyenangkan banget bermain bersama teman – teman disana. Hari ini juga ditutup dengan api unggun yang dibuat bersama.  Dan esoknya kamipun pulang dengan wajah bahagia dan…ya capek.
Aku pun tidur bersama temanku Sakti di kamar yang sama. Yah emang kamarnya cukup luas untuk kami berdua, karena emang tubuh kami yang terbilang proporsional hahah tidak gemuk tapi keceng sedikit. Sakti sepertinya tertidur sangat lelap, sedangkan aku susah banget tidur kali ini. Aku masih memikirkan betapa menyenangkannya liburan 2 hari ini di villa bersama teman – teman. Akhirnya aku mencoba menutup mata dan terjadi…
Sesaat aku menutup mata tiba – tiba muncul sebuah ingatan. Ingatan dimana aku disebuah kendaraan seperti pickup tapi dengan penutup diatasnya dan ada label milik TNI. Aku melihat sekitar, ada beberapa orang yang tidak aku kenal tapi mengajakku berbicara. Dan didepanku terlihat seorang gadis dengan rambut pendeknya yang terlihat sedikit tomboy. Jaraknya gak jauh – jauh amat, mungkin 2 – 3 langkah dari tempatku duduk. Sesekali dia melihat ke arahku, dan sesekali pula dia membuat hatiku berdetak kencang. Rombongan yang aku naiki sudah sampai di sebuah vila yang tak kutahu dimana, tapi rasanya ini dingin sekali. Saat pembagian kelompok, aku 1 kelompok dengan gadis yang aku lihat di kendaraan. Kita bermain banyak permainan, bersenang – senang, berkotor – kotor.
Aku langsung membuka mataku dan terbangun, aku melihat sekeliling masih gelap sepertinya ini masih malam. Aku lihat jam juga masih tengah malam. Aku berpikir apa itu tadi hanya sebuah mimpi ? But it’s look real, really real. Dan juga siapakah gadis itu ? apa aku mengenalnya ? apakah dia dekat denganku. Aku tidak bisa tertidur dan terus memikirkan itu semalaman.


THE END

NB: Tunggu cerita lanjutannya, gimana Darto mengembalikan ingatannya :)



0 comments: